Serangan Rudal Iran Menghantam Israel
Pada Selasa, 17 Juni 2025, Israel kembali menjadi sasaran serangan rudal dari Iran. Serangan ini merupakan respons terhadap serangan udara Israel sebelumnya yang menargetkan fasilitas nuklir Iran. Sebagai akibatnya, ratusan rudal diluncurkan dari Iran menuju wilayah Israel. Meskipun sistem pertahanan udara Israel, seperti Iron Dome, berusaha mencegat sebagian besar rudal, beberapa berhasil menembus pertahanan dan mengenai sejumlah lokasi di Tel Aviv dan sekitarnya. Akibatnya, sirene peringatan berbunyi di berbagai wilayah, dan warga diminta untuk segera mencari tempat perlindungan.
Warga Israel Berlindung di Stasiun Bawah Tanah
Di tengah ketegangan yang meningkat, banyak warga Israel mencari perlindungan di stasiun kereta bawah tanah. Salah satunya adalah stasiun di kota Ramat Gan, dekat Tel Aviv. Di sana, ratusan orang terlihat beristirahat di atas kasur darurat, membawa barang-barang pribadi, dan berusaha tetap tenang meskipun situasi mencekam. Bagi mereka, stasiun bawah tanah dianggap sebagai tempat paling aman untuk berlindung dari ancaman serangan rudal yang terus berlanjut.
Respons Internasional dan Tanggapan Israel
Serangan ini memicu reaksi dari berbagai negara. Amerika Serikat, sebagai sekutu dekat Israel, menyatakan kesiapan untuk membantu dalam mencegat serangan rudal dan memberikan dukungan logistik. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam keras tindakan Iran dan menyatakan bahwa negara tersebut akan mempertanggungjawabkan serangannya. Di sisi lain, Iran membenarkan serangan tersebut sebagai balasan atas agresi Israel terhadap fasilitas nuklir mereka. Ketegangan antara kedua negara diperkirakan akan terus meningkat, dengan potensi eskalasi yang lebih besar jika serangan-serangan ini berlanjut.
Serangan rudal Iran ke Israel pada Juni 2025 menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang telah berlangsung lama antara kedua negara. Dengan meningkatnya ancaman terhadap warga sipil, penting bagi komunitas internasional untuk terus memantau situasi dan mendorong upaya diplomatik guna mencegah konflik lebih lanjut.